Langsung ke konten utama

LABENGKI SOMBORI, Pesona si biru di tengah dan tenggara Sulawesi

Sebagai Thalassophile saya bakal terus mencari keindahan laut di bumi pertiwi ini, tapi tidak menutup kemungkinan untuk explore yang lainnya karena soal pesonanya Indonesia ga ada habisnya.
Yap, sebenarnya destinasi Labengki Sombori ini bener dadakan banget malah awalnya rencana ke Makassar-Toraja dan udah beli tiket jauh-jauh hari tapi karena problem akhirnya tiket di refund dan langsung ganti destinasi karena uda terlanjur ngajuin cuti. Kan sayang kalau cuma cuti di kostan doang. Yesss, diputuskanlah ke si biru cantik di Sulawesi Tengah dan Tenggara karena harga tiket dan paket open tripnya yang terjangkau juga.
To the point di awal aja ya guys, saya pake travel ot yg sangat recommend cek aja di ig @hepifamilytravel yg tl namanya bang Anchu, bang ryan, bang adhi, dan bang temon . Low budget, service exelent!,
Perjalanan kali ini saya daftar sendiri lagi, well gpp sih nti juga pasti bakal dpt temen kan namanya juga open trip yg pasti nanti bakal kenalan, ya karna ini ot yg kesekian kalinya buat saya.



27.10.17

Jakarta-Kendari
Menuju bandara Soekarno Hatta dari Bekasi dengan menggunakan bus damri dari Terminal Kayuringin dengan tarif Rp 50.000, kali ini saya menggunakan maskapai Batik Air dengan jadwal 03.00 dan sampai di Kendari pukul 07.00. 
Sesampainya di bandara Kendari saya pun langsung menghubungi bang Anchu untuk penjemputan, namun saya harus menunggu rombongan lainnya yg menggunakan maskapai lain. Ketika semuanya sudah berkumpul kami pun melanjutkan perjalan menuju pelabuhan dan let'ts go....

Dimulai dengan perjalanan menuju Pulau Labengki kecil sekitar 2 jam kami sampai di pulau ini, disini kami bertemu langsung dengan suku bajo, anak-anak disini menyambut kedatangan kami dengan ramah dan sangat menyenangkan, pulaunya juga bersih banget dengan pemandangan sekitar pulau yang memikat untuk mampir dan bercengkrama sambil istiraha untuk makan siang

Cukup untuk mengisi tenaga di Pulau Labengki Kecil, kami pun melanjutkan perjalanan selanjutnya ke Kimaboe hills dimana mata saya dimanjakan dengan beningnya air laut menyatu dengan teriknya cahaya matahari, Kimaboe Hills terletak di kawasan Kimaboe Resort untuk menuju kesana kami menelusuri trek yg tidak sulit karena sudah dibikin tangga semen dan saat diatas kami bisa melihat 2 sisi cantik di puncak yaitu Kimaboe Lagoon dan Teluk Cinta.

Sebagai destinasi ketiga, tampak dari kejauhan ada sebuah pantai yang memikat dengan pohon kelapa miringnya yaitu Pantai Pasir Panjang, Labengki. Lagi-lagi kami pun tak mau mengabaikan indahnya pasir putih dengan air jernih dan bersih apalagi pada saat itu hanya kami yang berkunjung ke pantai ini, tetapi emang pantai ini tidak dihuni oleh manusia hanya untuk tempat persinggahan para nelayan.

Setelah puas menikmati Pantai Pasir Panjang ang seolah milik pribadi, akhirnya kami pun harus melanjutkan perjalanan laut menuju tempat menginap kami selama 2 hari kedepan yaitu Balai Desa Mbokita,yang berada di pulau Sombori Sulawesi Tenggara, disana kami menginap di balai desa yang menyatu dengan kawasan warga Desa Mbokita, masih dengan suku yg sama yaitu suku Bajo. Baru saja sampai di Balai, kami pun langsung disambut dengan anak-anak suku bajo yang langsung mengajak kami untuk menikmati halaman balai, bukan halaman biasa ternyata balai kami berada diatas air dengan pemandangan laut lepas dan seorang anak laki-laki menunjukan keahliannya dengan melompat salto dari teras balai yang selalu saya tanya terhadap diri sendiri, "mereka belajar darimana ya bisa kaya gitu?kayanya anak-anak di pesisir dari lahir uda belajar renang. hehehee...." dan yang paling menarik kala sore itu adalah warna sunset yang sangat ciamik yang menambah rasa syukur saya terhadap sang pencipata. Oia, selama disini jangan harap deh ada sinyal, listrik pun mulai hidup dari jam 6 sore sampai jam 2 subuh, dan untuk dapat air bersih disini harus beli 10 ribu 3 galon kecil, kenapa mahal? karena mereka pun harus ngambil air bersih dari pulau sebelah dengan jarak sekitar 2 jam jadi kalau PP sekitar 4 jam. Jadi artinya selama disana kita harus menggunakan air bersih seperlunya saja dan menghemat karena ternyata masih ada daerah di Indonesia yang sulit untuk mendapatkan air bersih. 


 





28.10.17

Here we go
Waktunya kami explore Sombori kali ini ada 6 destinasi yg kami kunjungi, destinasi pertama disuguhkan dengan pulau khayangan yg mirip-mirip Misool, Raja Ampat sih katanya tapi ini namanya Sombori Hills Lagoon peak 1, treking untuk sampai diatas lumayan sulit karena harus melewati bebatuan yg cukup tajam, tapi jangan pesimis dulu ya, kalau uda diatas saya yakin pasti bakal betah



Tak jauh dari Sombori Hills Lagoon Peak 1, ternyata di Sombori terdapat sebuah goa yang bernama Goa Berlian goa yang identik dengan stalaktit dan stalakmit ini katanya didalamnya ada berlian dan ga boleh diambil kalau diambil ga bisa pulang, ternyata bukan berlian beneran loh tetapi terdapat batu yang kalau disinari mirip berlian ada glowing-glowingnya gitu. Makin ciamik kalau foto didalam goa dengan sinar dari atas dan sedikit efek asap

Ini dia destinasi paling viral di Sombori dengan nama yang unik yaitu Rumah Nene, tapi bener deh di rumah nene terdapat seorang nene yg tinggal disitu, nah kalau kalian kesana jangan lupa bawa sesuatu yg bermanfaat buat nene ya karena kasian nene jauh kemana-kemana rumahnya, jangan lupa juga nikmatin halaman rumah nene untuk bercanoe atau renang2 cantik biar makin eksotis :)



200 meter dari rumah Nene terdapat kolam Favorite saya ini dia Blue Lagoon entah kenapa jatuh cinta banget sama tempat ini walaupun dasar lagoonnya kurang menarik tapi bisa bikin saya floating lama-lama, 3 kata buat Blue lagoon  TOSCA CLEAR HEAVEN ðŸ™Œ





Matarhari semakin terik dan air semakin surut sehingga harus segera beranjak dari Blue Lagoon karena kalau tidak kami akan terjebak dan perahu kena karang yang membatasi rumah nene dengan Blue Lagoon, yap sekaang kita ke destinasi ke 5 yaitu Sombori Hills peak 2, , walau belum ke Raja Ampat tapi katanya ini mirip banget sama Misool gitu atau Wayag tapi kalau mau sampai puncak harus melewati trek yang cukup sulit dengan memanjat batu-batuan yang tajem banget dan ini paling berbahaya dibanding trek yg sebelumnya. Saya ingatkan kalau kesini jangan lupa pake sarung tangan dan minimal sendal gunung, karena tumpuannya di kaki dan tangan. Intinya harus berhati-hati dimanapun, tapai kalau udah sampai puncak saya yakin ga bakal nyesel dan sangat terbayar dengan pemandangan yang sangat menakjubkan *terdiam sejenak  "ya Allah ini pecah banget!!!" ðŸ™Œ




(Pantai Koko) ini pantai kaya cuma pembatas doang jadi di tengah-tengah gitu dan ada 2 bibir pantai mirip jembatan yang menghubungkan 2 pulau, dan kami pun menghabiskan waktu hari ini dengan menikmati sunset dan bermain ban angsa yg menjadi ikon kami pada saat itu, alhamdulillah





Matahari semakin sedikit memberikan sinarnya,tandanya hari ini di tutup di pantai Koko dan kami pun kembali ke Balai Desa Mbokita untuk bersih-bersih, makan malam dan istirahat

29.10.17

Selamat pagi dari Desa Mbokita, ini hari terakhir kami dan hari ini temanya lebih santai dibanding hari ke 2 yang jadwalnya full banget. Pagi yang cerah dan seperti biasa tempat baru selalu membuat saya penasaran dan ingin tahu, dan kaki saya pun bergerak menelusuri jalan ke bagiang belakang desa mbokita, karena selama 2 hari saya ga tahu seberapa banyak org, rumah, keluarga dan kebiasaan apa saja yang ada di desa Mbokita. Ditengah jalan sebelum ke belakang saya pun bertemu dengan seorang anak yang bernama boy, boy pun mengajak saya ke rumahnya bertemu dengan kaka dan mamanya, setelah saya tanya-tanya mamanya boy ternyata di belakang ada sebuah sekolah SD Mbokita, dan saya pun langsung kesana dengan pengarahan boy, saya bertemu dengan anak-anak SD berseragam yang sedang menunggu pak guru untuk bersekolah di hari sabtu. Walaupun dengan fasilitas yang kurang memadai untuk belajar mengajar, tetapi semangat mereka untuk sekolah membuat saya terharu dan kalau saya punya uang banyak mungkin saya bakal bikin sekolah yang layak disana. Entah harus bersyukur seperti apa lagi dengan segala kenikmatan yang Allah berikan terhadap saya.










Setelah seru-seruan bareng anak-anak SD Mbokita, saya pun harus beres-beres dan melanjutkan perjalanan singkat ke beberapa destinasi, beres sarapan dan menaiki kapal kami pun menuju Pantai Tangan Kiri selama perjalanan ke Pantai Tangan Kiri, mas Anchu mengarahkan kapal kami untuk melewati panorama indah tersembunyi di Sombori dan ini benar-benar menakjubkan



mengapa dinamakan Pantai Tangan Kiri karena disini konon katanya ada sumber air tawar di sela-sela batu yang ada di pantai ini dan hanya bisa diambil dengan menggunakan tangan kiri, dan setelah saya coba memang air hanya bisa dijangkau dengan tangan kiri. Unik banget ya... 




Pantai tangan kiri menjadi tempat paling santai hari ini karena hanya 1 destinasi pada hari terakhir ini, nah disini juga harus nyebur karena ga jauh dari pantai tangan kiri ada spot karang cantik yang bagus juga untuk foto-foto tapi sayang waktu snorkeling disini baterai gopro saya mati dan akhirnya sanya hanya bisa menikmati tanpa mengabadikan. 
Tak lama di pantai Tangan Kiri kami pun kembali ke Desa Mbokita untuk beres-beres dan kembali ke Kendari.
Pokonya Sombori Labengki menjadi destinasi tepat di akhir pekan dengan kekayaan alamnya yang mempesona... Salam dari si biru Sulawesi tenggara dan tengah

Note :

  • Pesawat PP Rp 1.500.00 + Open Trip Hepitripfamily Rp 980.000 = 2,5 jutaan
  • bawa sarung tangan, sendal gunung/sepatu gunung
  • alat snorkeling kalau punya, tapi dipinjemin ko
  • kamera bagus, kamera underwater
  • kain pantai atau sarung, soalnya di Balai Desa Mbokita banyak kecoa
  • semprotan serangga
  • power bank
  • duit cash
kalau ada yang mau ditanyain atau sharing-sharing bisa follow IG @primatarik
terimakasih Indonesia..... 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

11 Hari untuk Lombok - Flores

Cerita 11 Hari  Mungkin ini adalah termasuk perjalanan saya terlama di tahun 2018, karena saya memutuskan untuk mengexplore Lombok-Komodo-Labuan Bajo. Dimana kali ini saya menikmati liburan berdua saja dengan sahabat saya yang bernama Ina yang asalnya dari jogja "wong jogja".  Seperti biasa trip kali ini awalnya sama sekali ga direncanakan. Sebenarnya sih awalnya iseng-iseng liat open trip sailing Komodo yang meeponya dari Lombok, dan alhasil saya bahas berdua dengan ina, dan akhirnya ga disangka kami memutuskan untuk joint open trip Wujitravel dan langsung cari tiket 24.03.18 Bandara Soetta-Lombok Kami memulai perjalanan dari Bekasi pukul 02.00 menggunakan Damri Bekasi-soeta dengan ongkos Rp 45.000. Sekitar 1 jam perjalanan, sampailah di bandara dan antrian terminal 1a untuk Lion sudah terlihat panjang sekali. Untungnya penerbangan tidak ada delay dan perjalanan on time.  Sup ir mobil di Bandara maksa 08.15 WITA) Sesampainya di Bandara Lombok,

Family Vacation Belitung

Well, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga... Yapp, Belitung Island salah satu destinasi favorit untuk liburan.. Kita pergi ber 8 orang, 5 diantaranya pergi dari Bandung termasuk saya dan 3 sepupu pergi dari Jakarta Day 1  Ketiba di pool Primajasa jam 23.45 kami ber5 menggunakan armada ini sebagai akses untuk menuju bandara.. Pukul 12.15 bus sudah mulai jalan, alhmdlh jalan lancar dan kami tiba pukul 02.15 Kepagiaaann.. Tidur-tidur lenje di bandara biar nanti nyampe belitung badan seger..   Menunggu sekitar 3jam akhirnya kami semua kumpul dan mulai check in dengan maskapai Citilink tiket untuk pp Jkt-Tanjung pandan sekitar 1,2jt  Penerbangan pukul 05.55 sampai di tanjung pandan pukul 06.55 Sebelum landing terlihat dari pesawat suasana pulau yang masih alami dengan pepohonan dan hutan2 yang lebat   Itukah Pulau Belitung??? Yaaaaa, wohooo im here now... Landing di bandara tanjung pandan, bandara termini yg pernah aku jumpai, hanya ada 3 maskapai Citil